Minggu, 29 Mei 2016

Pulau Randayan, Kalimantan Barat

Pulau Randayan berada di Kabubaten Bengkayang Kalimantan Barat. Perjalanan dari Kota Pontianak menuju penyebrangan ke Pulau Randayan ditempuh jam dua dinihari. Perjalanan menuju tempat penyebrangan membutuhkan waktu tiga jam sehingga sesampainya disana kami dapat langsung menaiki perahu. Ya, jadwal penyebrangan ke Pulau Randayan hanya ada pada pagi hari.
Sesampainya ditempat penyebrangan kami menitipkan kendaraan di sebuah penitipan. Setelah menitipkan kendaraan kami bergegas menuju ke sebuah perahu yang sudah siap berangkat menuju ke Pulau Randayan. Setelah berada di perahu tidak lupa kami mendokumentasikan momen di tersebut. Perjalanan menuju Pulau Randayan sungguh mengasyikkan. Kami melalui tiga warna air laut. Mulanya bewarna coklat kemudian berubah menjadi warna hijau dan terakhir berubah menjadi warna kebiru-biruan. Ombak laut begitu sangat terasa karena kapal bergoncang ke kiri dan ke kanan. Setelah satu jam tiga puluh menit menempuh perjalanan akhirnya mulai terlihat sebuah pulau kecil. Dua puluh menit berselang akhirnya kami mendarat dipulau tersebut.
Pulau Randayan

Sungguh pulau yang sangat indah. Airnya jernih, begitu jelas dimataku ikan-ikan cantik dan terumbu karang yang indah. Tidak berselang lama ketika aku dan ketiga sahabatku menjejakkan kaki di Pulau Randayan datang seorang laki-laki berperawakan tinggi besar menghampiri kami. “mau menginap atau mendirikan tenda?” tanya laki-laki tersebut. “tidak, terima kasih. Kami akan mendirikan tenda” jawab Said. “baiklah, untuk biaya masuk satu orang lima belas ribu” sambungnya. “ok”. jawab kami. Aku dan ketiga sahabatku kemudian mengeluarkan uang masing-masing dan kemudian kami serahkan kepada laki-laki tersebut dan kami mendapatkan kercis tanda masuk. “tempat berkemahnya disana ya mas” kata laki-laki tersebut seraya menunjuk ke arah barat bagian Pulau Randayan.
Kami pun berjalan menuju bagian barat Pulau Randayan. Setelah berjalan selama lima menit akhirnya kami memutuskan untuk berhenti dan kami segera mendirikan tenda ditempat tersebut. Kami pun segera mendirikan tenda untuk berteduh dan menyimpan perlengakpan yang kami bawa. Desiran ombak tidak henti-hentinya berbunyi seolah mengundang kami untuk segera terjun ke laut dan berenang. Rasa ngantuk dan lelah selama perjalanan seperti sirna. Setelah tenda selesai didirikan kami langsung bergegas menuju ke laut untuk berenang.
Said langsung mengambil perlengkapan berenang dilaut. Tujuan kami yaitu ingin melihat ikan-ikan dan keindahan terumbu karang Pulau Randayan. Aris sibuk mempersiapkan kamera dengan pelindung air agar dapat mendokumentasikan momen ini. Sementara aku dan Ervan sudah berenang dilaut. “mataku perih” Ervan berkata sambil mengusap kedua matanya. “iya ni Van” sambungku sambil mengusap kedua mataku. “woi, mataku perih”. Teriak Ervan kepada Said. “dasar, makanya pakai peralatan berenang ini” jawab Said dengan berteriak. Aku dan Ervan kemudian berenang menuju tepian pantai. “nih pakai” kata Said. Aku dan Ervan langsung mengambil peralatan renang dan kemudian aku pasang. Tak berselang lama Aris datang. “kamera sudah ok ni, sekarang kita foto dulu” katanya sambil memfoto aku, Ervan dan Said. Aris pun kemudian memakai peralatan renang juga. Kami pun bergegas menuju ke arah laut.
Sekarang aku dapat dengan jelas untuk melihat pemandangan bawah laut. Aku melihat terumbu karang yang sangat indah sekali. Ini merupakan pengalaman pertamaku berenang dan melihat terumbu karang secara langsung di laut juga melihat ikan-ikan kecil yang sangat banyak. Aku merasa memiliki sahabat baru dilaut.
Sesekali aku meminta Aris untuk memfotoku dengan terumbu karang. Aku sangat berniat sekali fotoku ini nanti akan menjadi foto profilku di facebook. Ya, aku akan memamerkan kepada teman-temanku supaya mereka tertarik untuk datang ke Pulau Randayan.
Tidak terasa matahari mulai terasa terik dan perutku juga mulai terasa lapar. “sudah dulu yuk” kata Aris. “yuk lah” sambungku. Rupanya Aris juga sudah mulai lelah berada di laut dan mungkin saja dia juga sudah mulai lapar fikirku. Akhirny kami pun kembali kedarat. Said lansung mengeluarkan peralatan untuk memasak nasi. Aris mengeluarkan makanan kecil yang telah dia siapkan. “ini untuk menahan lapar” kata Aris sambil menyodorkan sepotong kue kepadaku, Ervan dan Said. “ok” jawabku sambil mengambil kue dari tangannya.
Ervan mengajakku untuk memancing. Ervan berjalan menuju bebatuan dan memancing dari atasnya. Aku berada disamping Ervan dan memperhatikan dia memancing. Ervan melemparkan umpan pancingnya kelaut dan kemudian diguungnya kembali berharap ada ikan yang menyambar pancingnya. Begitu terus diulangi oleh Ervan. Setelah beberapa menit nampaknya pancingan Ervan mulai membuahkan hasil. Ervan seperti menarik sesuatu. “ukh, pancingnya dapat nie” kata Ervan sambil menggulung tali pancingnya. “terus Van” sambungku. Ervan terus menarik pancingnya dan “akh” kesal Ervan. “kenapa Van?” tanyaku. “ikannya lepas Il” jawab Ervan. “haduh, sayang ya Van padahal sedikit lagi. Sambungku. Ervan kemudian melemparkan pancingnya kembali kelaut. Dia kesal karena ikannya lepas.
Setelah beberapa lama memancing dan tidak menunjukkan tanda-tanda mendapatkan ikan akhirnya Ervan memutuskan untuk kembali ke tenda. “balik ke tenda yuk Il, udah lapar nie” kata Ervan. “yuk Van, aku juga udah lapar seklai ni” sambungku. Akhirnya aku dan Ervan kembali lagi ke tenda tanpa mendapatkan seekor ikan. Rupanya siang ini Ervan dan aku belum beruntung mendapatkan ikan.
Sesampainya ditenda makanan sudah siap untuk disantap. Kami pun makan dengan sangat lahap karena kami memang sangat lapar. Said memasak mie, ya karena mie adalah makanaan yang mudah untuk dihidangkan. Setelah selesai makan, aku pun mulai merasa lelah dan ngantuk. Lelah selama perjalanan baru terasa setelah beristirahat. Begitu indahnya pulau ini membuat kami lupa akan lelah.
Setelah beberapa lama tidur, aku terbangun. Desiran ombak langsung menyapaku. Ketika aku bangun dari tidur aku hanya melihat Aris disampingku. Said dan Ervan sudah tidak berada di dalam tenda. Kemudian aku keluar dari tenda. Aku melihat ke tepian pantai dan terlihat dikejauhan Ervan sedang memancing. Sementara Said aku tidak melihatnya. Aku pun turun ke arah bebatuan untuk mencuci muka dan tak berselang lama kemudian Aris datang memenghampiriku. “dimana Ervan?” tanya Aris. “itu disana” jawabku sambil menunjuk ke arah Ervan. “kalau Said?” tanya Aris lagi. “aku tidak tahu Ris, aku tidak melihatnya” jawabku.
Aku dan Aris kemudian berjalan menuju ke arah Ervan. “dapat tidak van?” tanya ku. “dapat dong, tuh” jawab Ervan sambil menunjuk ke arah ikan. “lumayan besar ni, wakh ada lauk untuk makan malam ni” Aris menambahkan. “Said kemana?” tanyaku. “tidak tahu nie, tadi si dia berjalan ke arah utara” jawab Ervan. “itu Said” kata Aris sambil menunjuk Said yang muncul dari arah selatan. “okh, iya. Kataku. Kemudian Said datang menghampiri kami. “dari mana Id?” tanya Aris. “habis mengelilingi pulau ris” jawab Said. “dibagian timur pantainya keren, nanti malam kita kesana ya” sambung Said. “ok” jawab kami bertiga.
Hari semakin sore, akhirnya kami pun bergegas pulang menuju tenda. Sesampainya di tenda kami duduk-duduk ditepian tenda dan menghadap ke arah matahari. Ya, kali ini kami akan melihat sebuah pertunjukan dari alam. Kami akan melihat pemandangan yang begitu luar biasa yaitu pergantian siang dan malam yang akan ditandai dengan terbenamnya matahari. “hmm, jarang-jarang ni liat matahari tenggelam”. Kata Aris. “aku justru belum pernah liat sama sekali ris” sambungku. “setiap hari matahari itu tenggelam, emangnya matamu gak pernah dipakai Il”. Ervan mengejekku. “maksudku di pantai Van” sangkalku. “ris-ris boleh lah nie didokumentasikan” Said berkata memotong pembicaraanku dengan Ervan. “ok, siap-siap ya” kata Aris sambil berjalan mencari posisi untuk memfoto. Kami pun melihat matahari tenggelam, sungguh indah sekali.
Setelah matahari terbenam kami pun bergegas menuju ke sebuah sumur yang letaknya tidak jauh dari tenda dan kami pun mandi. Penerangan menggunakan senter yang sudah dipersiapkan oleh Said. Setelah mandi, kami menyiapkan api untuk memasak nasi. Selain untuk memasak api ini juga jadi salah satu penerangan buat kami. Tak lupa tentunya, hasil pancingan Ervan menjadi menu makan malam. Kami membakar ikan tersebut. Meskipun hanya dibakar namun rasanya sungguh enak sekali. kami memakannya menggunakan nasi supaya lebih kenyang.
Terlihat dari arah timur sebuah rembulan yang sangat indah sekali. Rupanya malam ini adalah bulan purnama. Rasanya liburan ini sangat begitu indah. Kami sama sekali tidak merencanakan momen ini. Alangkah beruntungnya kami mendapatkan keindahan malam ini. Kami pun bergegas menuju ke arah pantai bagian timur. Perjalanan menuju pantai kami tempuh melalui jalur pantai. Kami berlari-lari kecil dan berteriak. Terlihat ditepian pantai gerak ikan yang berwarna putih. Kata Said itu adalah anak ikan hiu. ya, begitu indanya Indonesia dengan semua ini.
Sesampainya di pantai bagian timur kami langsung berbaring di atas pasir. Berbaring menghadap ke arah langit menatap bulan purnama yang begitu indah. Tidak ada yang menghalangi pemandangan kami. Sepertinya awan tahu, ada yang sedang menikmati indahnya bulan purnama. “wahai rembulan sampaikan salamku untuk pacarku ya” gumamku. “jangan mau bulan, gak penting”. Kata Said. “hahaha, bener tuh” sambung Aris. “iya bulan, mendingan sampaikan salamku untuk pacarku dari pada untuk pacar Mail” Ervan menambahakan. “hahahahahahaha” aku, Said dan Aris pun tertawa. Kami pun bermain-main di bawah sinar rembulan. Berlari kesana kemari dan bermain kejar-kejaran.
Tidak terasa malam sudah semakin larut. Ingin rasanya agar malam terasa begitu panjang. Tidak ingin rasanya untuk melewatkan malam ini. Tidak pernah aku bermain di pantai pada malam hari apalagi dibawah sinar bulan. Sunggung malam yang begitu indah. Akhirnya kami pun pulang menuju tenda. Sesampainya ditenda kami langsung berbaring dan tidak terasa kami langsung tertidur dengan lelap.
Dipagi hari kami juga tidak melewatkan pertunjukan yang juga sangat indah. Ya, matahari muncul dari arah timur. Pagi yang indah. Tetapi pagi ini kami harus kembali lagi kekota. Satu malam di pulau ini cukup bagiku untuk sedikit menghilangkan fikiran dari tugas-tugas kuliah. Suatu saat nanti, ingin rasanya aku kembali lagi datang ke pulau ini. Berenang, memancing, menikmati Sunrise, Sunsite dan Bulan Purnama.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Liburan Seru
Designed by Blog Thiet Ke
Posts RSSComments RSS
Back to top